Kalo Jodoh Nggak Bakal Kemana Mameennn!!

Facebook

Saya sering heran dengan beberapa teman. Dulu, saya punya teman kost yang begitu rajin sekali “berbakti” pada –saat itu- calon suaminya. Setiap pagi habis shubuh sudah ribut ke pasar. Kebetulan kos kami dekat dengan pasar Demangan. Pulang dari pasar langsung masak. Itu semua demi. Demi si dia yang setiap pagi sebelum berangkat kerja mampir ke kos buat sarapan. #Tepok jidat. Saya nggak habis pikir. Kok mau?

Tidak cukup sampai disitu, tidak sekali saya melihat dia mencuci celana panjang laki-laki. Dengan insting kepo saya yang ruaar biasa, saya reflek nanya, “Lho, itu punya siapa?”. Dengan santai sekali dia menjawab, “Punya Aa’” dan saya hanya bengong. Kok mau?

Bukan saya kalau nggak kepo. Saking rajinnya dia masak buat si dia, saya penasaran uang siapa yang untuk beli kebutuhan. Bertanyalah saya kepadanya, “Emang kalau belanja, pakai uangnya siapa?”. “Uangnya dari Aa’. Kan lagi latihan jadi istri yang baik”. #TepokJidatLagi.

Kalau Cinta Emang Harus Gitu Ya?

Saya beneran nanya lho. Emang kalau cinta musti dibuktiin kayak gitu ya? Soalnya hal yang saya yakini tidak begitu. Apakah kita beda keyakinan? #eh. Atau jangan-jangan saya nggak pernah jatuh cinta ya? :D. Jadi teringat teman saya yang sering menanyakan hal yang bernada sama, “Pernah suka sama orang nggak sih?”. Ceritanya teman saya itu geregetan karena saya tidak pernah bisa bersikap manis kepada lawan jenis. Hihihhi.

Balik ke tema awal. Apakah cinta harus dibuktikan dengan cara yang menurut saya sangat tidak manusiawi untuk perempuan. Belum juga jadi apa-apanya sudah harus masakkin tiap pagi dan malam. Harus mencucikan baju-bajunya. Pagi bawa cucian kotor, besok sudah rapi, wangi tersetrika. Lalu bedanya kita dengan tetangga sebelah yang buka warung dan kios laundry apa? Datang lapar dan kumel, pulang kenyang dan wangi. Oh, gals, come on! Mari buka kacamata kuda.

Kadang cinta itu harus dilogikakan. Kalau tidak, maka yang terjadi adalah nafsu dan –katanya- perasaan yang merajalela. Bahasa kasarnya diperbudak perasaan. Nyaman memang, ada yang memperhatikan. Adem rasanya kalau ada yang setiap hari mengirim pesan untuk sekedar nanya, “Sudah makan?”. Rasanya nyeesss, lalu pipi bersemu merah. Tapi please, apa hatimu senyaman itu? Ketika semua perhatian itu datang dari orang yang bisa meninggalkanmu kapan saja? Lagi pula, kalau kayak gitu doank mah, sahabat-sahabat kita juga bisa.

Ada juga yang lebih unik dari cerita diatas. HTS alias hubungan tanpa status. Teman tapi setiap hari nggak pernah absen buat berkirim pesan. Sekedar memastikan dia baik-baik saja. Duh please ya saudariku, cintaku, sayangku (karena Allah), dia tidak sedang di Palestina yang kapan saja bisa syahid. Lagi pula saya yakin pemuda muslim Palestina pasti lebih gagah untuk menemui guru ngajimu agar segera diproseskan. Bukan dengan mendekatimu secara perlahan.

Biasanya mereka yang seperti ini sadar. Tahu ini salah. Tahu ini nggak baik. Sadar dengan sepenuhnya bahwa ini godaan syetan. Tapi tetap menikmati. Padahal as you know, tidak ada syetan manapun, mau itu syetan lokal atau impor, mau disalahkan karena berhasil menggodamu. Salah sendiri tergoda. Salah sendiri menikmati itu. Nah, rugi di bandar kan.

Banyak dari kita termasuk saya yang –na’udzubillah- sering mencelupkan diri dalam hal fasiq. Orang fasiq itu, percaya akan janji Allah. Percaya dengan sepenuhnya. Tapi nggak meyakini. Masih saja menyerempet ke hal yang jelas-jelas bikin rugi bandar.

Sejenis orang-orang yang percaya bahwa Allah sudah menyiapkan pasangan untuk masing-masing makhluknya. Tapi masih saja nggak percaya kalau bisa dipertemukan dengan cara yang baik. Jadi bagaimana pun caranya, sudah ada si dia yang disiapkan. Tinggal kita mau menggunakan cara yang baik atau yang tadi, bikin rugi bandar. Namanya Jodoh itu kalau sudah jodoh nggak bakal kemana mameenn! Suer! Sumprit!
-Semua Pilihan Ada Padamu-
Jogja, 6 Mei 2014
|9.45|

Endorfin
Share this post :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Quotes

Selamat datang rekan PENULIS sekalian!

Mari biasakan menulis supaya KUALITAS tulisan kita semakin hari dapat semakin BAIK dan dikatakan "Layak di baca!" (/fiq)

Categories

Like This Blog

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. e-magz FLP13 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger