Cahaya Delapan Lentera



“Ada satu hal yang bisa membuat perubahan besar dalam hidup ini. Saat manusia berada pada titik terendah dalam hidupnya. Bukan motivasi yang membuatmereka bangkit kembali.Bukan kata-kata makian yang membuat mereka memberontak. Kata ini mungkin hanyai miliki oleh orang-orang yang berani. Mereka yang dengan tegar mau membela keyakinannya.” 

Paragraf di atas merupakan penggalan dari salah satu cerpen dalam buku Cahaya Delapan Lentera. Antologi cerpen karya delapan orang pemuda dan pemudi anggota FLP Yogyakarta ini menyimpan beragam kisah. Dua belas cerpen yang termuat di dalamnya menyajikan dua belas kehidupan remaja dengan segala problematikanya. Mulai dari persahabatan hingga konflik keluarga, dari impian sederhana untuk melanjutkan SMA, hingga mimpi kuliah di luar negeri. 

Buku ini diawali dengan kisah dua orang sahabat, Fay danAgil, yang berlomba-lomba untuk meraih mimpinya, yang satu ingin melihat pohon sakura di Jepang, sedangkan yang lainnya ingin melihat pohon eks ekaligus kampus impiannya di Boston. Konflik batin muncul ketika ternyata Agil berhasil lebih dulu mewujudkan mimpinya. Bagaimana sikap Fay? Semua terangkum apik dalam cerpen berjudul Pohon Willow di StasiunTugu. Pembaca pun disuguhi dengan gigihnya perjuangan seorang tunanetra untuk mengejar mimpinya meski banyak halangan yang harus dilalui, tidak hanya dari lingkungan, tetapi bahkan dari orang tuanya sendiri. Perjuangannya terangkum dalam kisah “Ridho”. 

Remaja juga akrab dengan percintaan, maka buku ini pun menyajikan romantika “Antara Cita dan Cinta” tentang kisah Bulan yang harus memilih antara kuliah atau menerima pinangan dari Kak Bintang. Tak ketinggalan pula serunya si tomboy Alvia Marisczka menangkis gosip yang berseliweran tentang kedekatannya dengan sang kakak angkatan dalam lembaran Bukan “TemanTapi Mesra”. 

Haru biru kisah anak dan orang tua sangat terasa dalam Cinta dari Ayah yang membawa kita hanyut dalam pengalaman seorang anak menyaksikan perjuangan ayahnya dari titik nol hingga mencapai kesuksesan. Dikisah yang lain Tentang Kita, Apa yang Tidak Mungkin?, emosi pembaca pun akan ditarik-ulur oleh arus hidup Melia yang terpaksa harus membagi cinta ayahnya dengan wanita lain, sang ibu tiri. Penolakannya terhadap kehadiran anggota baru di keluarganya membuat Melia menarik diri, mengutuk keadaan. Apakah kebaikan dan kesabaran dari sang ibu tiri mampu meluluhkannya? Kisah ini akan member pembaca akhir yang tidak terduga. 

Cerpen-cerpen yang lain pun tak kalah menarik. Meski disajikan dalam bahasa yang sederhana, namun kisahnya sarat makna. Ceritanya memang berpusat pada kehidupan remaja, tetapi nilai-nilai di dalamnya pantas diteladani tanpa memandang usia. Walaupun masih ada beberapa kekurangan dalam penyajiannya, namun sebagai karya awal, buku ini patut diapresiasi. 



*Ika Ari S. (Mahasiswa FEB UGM) 

Share this post :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. e-magz FLP13 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger